Selasa, 19 Maret 2013

IBUKU

ibuku seorang pekerja, dia bekerja di kantor kecamatan Buduran, Sidoarjo. Dia mencari uang untuk memenuhi kebutuhanku. ibu ku sangat sayang padaku. karena dia selalu peduli ketika aku lalai atau ketika aku kurang benar. mungkin caranya untuk memperingatkanku yang tidak aku sukai karena sedikit mengganggu pendengaran.

tapi ibuku sangat sangat prosesif kepadaku, itu demi kebaikanku. aku tau itu karena dalam malam aku selalu mendengar tangisan dalam doanya.
tak ada manusia yang sebaik dia lho.

semua tentang ku rata-rata dia tau, hanya dengan melihat ekspresi mukaku saja. dia mengetahui semuanya, tetapi ada yang tidak tau juga.

ibuku itu orangnya gag mau salah, harus perfect. semua yang di lalukannya harus bagus, dan sempurna. itu mamaku, kalau aku sih yang penting selesai gitu aj, haha.

ibuku sempat kecewa banget ketika kakakku ngelakuin kesalahan. dan ibuku sempat beberapa kali pingsan dan hampir jatuh. ibuku kayak gag terima itu ke kakakku. tapi mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur. tak ada yang bisa dilakukan. hanya minta maaf saja.

dan karena hal itu ibuku lebih posesif banget sama aku, soalnya ibu takut aku ngelakuin kesalahan.
dan aku tau itu. cuma cara penyampaiannya yang agak mbulet aja.

aku sayang ibuku, ibuku itu semuanya. makasih telah menjaga dan membesarkanku ibuku sayang, i love you :*

Senin, 18 Maret 2013

I LOVE YOU, GOODBYE...


Oleh Bella Danny Justice



Aku memandangi foto tersebut beberapa saat. “Hanna, i’ll keep you on my mind... we will meet again someday. Goodbye...” Ucapku dengan memegang erat selembar foto di tangan kanan lalu menempalkannya di dada.

“Hanna!!” mimpi itu lagi! sudah beberapa kali aku bermimpi seperti itu.
{{{

“aku tidak tau mengenai Hanna semenjak kepindahannya. Lagipula, kenapa kau baru mencarinya sekarang? Terakhir kali aku bertemu Hanna 2 tahun yang lalu, ia bercerita kepadaku bahwa keluargamu tidak menyetujui hubungan kalian. Karena itu kah kau meninggalkan Hanna ke Paris ?” Celotehan Irina membuatku benar-benar merasa bersalah. Saat ini aku membutuhkan dukungan, bukan nasehat-nasehat yang memojokkan posisiku. Pergi ke Paris juga bukanlah keinginanku. Tetapi, jika aku tidak melakukannya aku akan lebih melukai Hanna.

“Irina, aku datang kepadamu untuk menanyakan keberadaan Hanna, bukan untuk mendengarkan ocehanmu! Kau tidak tau apa pun mengenai aku, jadi jangan pernah berkata seolah-olah aku yang paling bersalah dalam hal ini!” bentakku padanya. Irina menghampiriku, kemudian aku merasa cairan bening mengalir dari atas membasahi kepalaku. Wanita itu menyiramku dengan segelas air putih! “apa-apaan kau Irina?!”

Ia tersenyum sinis. Matanya menatapku tajam penuh rasa kebencian. “kenapa kau hanya mencintainya Evan?! Aku menyukaimu lebih dari Hanna!! Kalau wanita yang kau puja-puja itu memang mencintaimu, mengapa dia pergi?! Mengapa dia tidak tetap diam menunggmu seperti yang aku lakukan selama ini?! Aku bisa memberikanmu kasih sayang yang tidak pernah Hanna berikan kepadamu Evan!” ucapan Irina membuatku bergidik. Wanita itu sungguh menakutkan. Ia terlalu terobsesi terhadapku yang tidak pernah menyukainya sedikitpun. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil langkah seribu meninggalkan rumahnya.

Tampaknya datang pada Irina adalah keputusan yang salah. Tapi hanya dia satu-satunya yang tersisa. Semua orang yang dekat atau pernah dekat dengan Hanna sudah aku kunjungi rumahnya satu per satu, namun mereka juga tidak mengetahui keberadaan wanita yang sangat ku cintai itu.

Aku mulai putus asa. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa dan pergi kemana untuk mencarinya. Akhirnya aku memutuskan untuk menenangkan diri ke tempat aku dan Hanna biasa berkunjung. Duduk di tepi pantai dan menatap lautan luas adalah kegemaran kami. Namun rasanya kini tidak sama seperti dulu. Sekarang Hanna tidak ada di sampingku, ia pergi entah kemana tanpa meninggalkan jejak.

Langit biru yang cerah mulai berubah warna menjadi oranye kekuningan. Tidak terasa aku sudah berjam-jam duduk di tepi pantai ini. Aku seperti orang bodoh. Menunggu dan berharap Hanna akan datang dan tersenyum kepadaku. Hanna, aku harus menjelaskan padamu alasan aku meninggalkanmu dan memintamu untuk menunggu tanpa waktu yang jelas, tapi di mana dirimu saat ini?

Ckrek!

Tiba-tiba saja aku melihat kilatan lampu flash. Tampaknya seseorang telah mengambil fotoku dari belakang tanpa sepengetahuanku. Aku membelokkan badanku dan ternyata dugaanku benar! “apa yang kau lakukan?! Aku tidak suka seseorang memotretku tanpa izin!” wanita itu tidak memedulikanku dan masih menatapi kamera DSLR-nya.

“ah, oh, maaf, aku tidak sengaja memotretmu. Hanya saja kau terlihat begitu menyatu dengan objek sekitar. Kalau kau keberatan kau boleh menghapusnya.” Ia perlahan menghampiriku. Ia menyodorkan kameranya ke arahku. “ini, hapuslah sendiri fotomu.” Ujarnya.

Entah perasaan apa yang menghinggapiku. Aku tidak suka seseorang mengambil fotoku tanpa izin terlebih dengan orang yang tidak ku kenal. Tetapi kali ini berbeda. Aku ingin mengambil kamera itu dan menghapusnya tapi aku tidak bisa. Hatiku berkata untuk tidak menghapusnya. “tidak perlu. Kau bisa menyimpannya.” Kataku berusaha bersikap acuh.

“sungguh?! Terimakasih! Oya, siapa namamu?” wanita itu tersenyum riang.

Tanpa sadar aku bersama dengannya sepanjang sore. Kami berbincang-berbincang tentang banyak hal hingga larut. Dan selama itu aku tidak memikirkan Hanna. Kehadiran wanita bernama Kelly yang mempunyai hobby fotografi itu telah membuatku merasa semakin bersalah terhadap Hanna. Bisa-bisanya aku bersama wanita lain dan melupakannya. Aku tidak tau, sungguh... semua mengalir begitu saja. Hanna, aku harap kau tidak marah padaku jika kau mengetahui ini. Aku hanya mencintaimu seorang.
{{{

“jadi kau pergi meninggalkannya karena terpaksa? Kalau kau tetap bersama dengannya apa yang akan terjadi?” baru 2 hari aku mengenal wanita ini, tapi aku merasa sangat dekat dengan dirinya. Kelly adalah tipe yang periang. Setiap aku menatap matanya yang berkilat-kilat, aku merasa ia memberikan aku semangat untuk tetap menjalani hidup walau perih.

“jika aku tetap bersamanya... ibu ku akan melukainya dengan cara memperkenalkan Hanna dengan Christie.” Aku tak mampu meneruskan ceritaku. Aku tertunduk berusaha tegar. Namun beberapa saat terdiam aku kembali mengangkat kepalaku yang terasa berat dan menatap Kelly untuk melanjutkan ceritaku. “Christie adalah wanita asal Paris yang di jodohkan denganku. Semua itu adalah ulah ibu ku, maksudku ibu tiriku. Ia ingin menyingkirkan aku dari rumah dan menguasai harta almarhum Papaku. 3 tahun aku menetap disana sampai pada saat acara pertunanganku dan Christie diselenggarakan, tiba-tiba ibu tiriku mengalami serangan jantung dan ia meninggal di tempat. Aku berfikir bahwa ini adalah kesempatan bagiku untuk kembali ke Indonesia dan menemui Hanna. Tapi aku masih belum dapat bertemu dengannya. Aku takut sesuatu terjadi kepadanya.”

Wanita itu memegang bahuku dengan kedua tangannya. Ia menarikku ke dalam pelukannya. “kau laki-laki yang sangat baik Evan. Mendengar ceritamu aku jadi merasa iri terhadap Hanna. Ia beruntung sekali mendapati dirimu. Aku akan membantu mencarinya.”

“terimakasih Kelly.” Ucapku pelan karena sedikit terkejut.

“sebaiknya kita pulang sekarang, langit sudah gelap. Bye Evan.” Lagi –lagi gadis itu memamerkan senyum lebarnya yang indah. Aku seperti terhipnotis olehnya. Aku tidak boleh begini. Aku harus sadar dan memikirkan Hanna.

Langkah kakiknya semakin menjauh, sosoknya pun samar-samar tak terlihat lagi oleh kedua mataku yang mempunyai minus 2. Kini hanya aku yang berada di tepi pantai ini. Ketika aku bersiap pergi dari sana tiba-tiba terdengar suara seperti bisikan angin:

“Evan, selamat tinggal... aku harap kau bahagia bersama dengannya. Terimakasih untuk semua cinta yang pernah kau berikan.”

Suara itu lembut dan sangat pelan. Tetapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku rasa ini hanya halusinasiku saja karena belakangan ini aku selalu berkunjung ke tempat aku dan Hanna biasa bersama. Aku begitu rindu terhadapnya sehingga aku sampai mendengar suara-suara aneh di telingaku.

Jam menunjukkan angka 8 dan aku langsung melesat ke parkiran mobil dan menginjak gas untuk pergi dari tempat itu. Di tengah perjalanan aku teringat kembali akan semacam suara atau bisikan di telingaku tadi saat di pantai. Hanna, dimana dirimu? Aku rasa aku sedang frustasi sampai-sampai mengira suara itu adalah suaramu.

Ciiiittttttt...

Hampir saja aku menabrak wanita tersebut! Untunglah aku segera menginjak pedal rem. Ketidakkonsentrasianku ini cukup untuk menyeretku ke penjara. Aku melepas seat belt dan berniat menghampirinya. Tetapi ketika aku keluar mobil aku tidak melihat siapapun. Kemana wanita itu pergi? Tanyaku dalam hati penasaran.
  
“Hei! Evan! Apa yang kau lakukan di jalanan sepi seperti ini?” seruan itu.. aku rasa aku mengenal suara itu.
  
“K- Kelly?” kataku sedikit gugup tak percaya. Suatu kebetulan yang luar biasa menurutku.
Selangkah, dua langah, tiga langakah ia berjalan mendekatiku. Sekarang ia tepat di depan wajahku. Kelly terdiam tertunduk menatap aspal jalanan beberapa saat, lalu kemudian dengan secepat kilat ia merangkulku, ia merangkulku dengan erat seperti orang yang sudah sangat lama tidak bertemu dan meluapkan kerinduannya yang membuncah. Dan pelukannya kali ini berbeda jauh dengan yang sebelumnya.

“h-hei, Kelly, ada apa denganmu?” tanyaku agak terbata-bata karena kelakuan wanita satu ini. Entah mengapa aku merasa gugup, aku tidak nyaman ia memelukku. Aku merasakan hal yang aneh dan di lain sisi aku juga tidak enak dengan Hanna.

“jangan merasa tidak enak. Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja Evan.” Nadanya begitu lembut dan membuat aku luluh. Aku membalas pelukan Kelly dan membiarkan ia juga memelukku.
{{{

“Evan, kemana lagi kita harus mencari Hanna? Kita sudah mengunjungi rumah tempat ia tinggal dulu dan menanyakan kepada tetangga sekitar namun tidak ada yang tahu dimana keberadaan ia atau keluarganya saat ini.” aku mendengar suara Kelly yang sedang menyetir mobil. Aku tau ia bertanya padaku. Tetapi aku tidak menjawabnya. Aku diam membisu karena aku masih teringat akan kejadian semalam. Entahlah, tetapi dari nada bicara Kelly ia seperti tidak pernah melakukan hal itu.

“Aku tau Evan, kau ingin pergi ke pantai itu lagi dan menghabiskan waktu disana saja, bukan? Baiklah, aku akan menemanimu.” Ujarnya.

Sesampainya kami disana, seperti hari-hari yang lalu aku dan Kelly duduk di atas pasir putih tepi pantai tersebut dan memandangi lautan biru luas yang indah serta gumpalan awan cerah yang berbentuk seperti gulali.

“Hanna, ah maksudku Kelly... boleh aku tau dimana kau kemarin jam 8 malam?” senatural mungkin aku bertanya pada Kelly agar ia tidak curiga. Entah mengapa aku ingin menanyakan hal ini.

“ah, jam 8 kalau tidak salah aku menelfonmu tetapi handphone-mu sepertinya tidak aktif. Memangnya ada apa Evan?” wanita itu menjawab pertanyaanku sambil memotret objek-objek di sekitarnya.

Apa?! Lalu siapa yang memelukku kemarin malam?! “t-tidak, tidak ada apa-apa.” ucapku berharap Kelly tidak menyadari keterkejutanku.

Ia berdiri dan menghempaskan pasir dari celana panjang. “Evan, tolong pegang dulu kameraku, aku mau ke kamar kecil.”

“baiklah.” Kataku sekenannya.

Melihat kamera itu hatiku seperti tertarik untuk melihat foto-foto yang ada di dalamnya. Aku mulai menelusuri satu persatu foto demi foto yang diambil oleh Kelly. Dia memang wanita yang berbakat. Semua hasil potretannya bagiku begitu memukau.

“hei, kau sedang apa? melihat-lihat foto ya?” sahut seseorang yang sudah pasti Kelly. Rupanya ia kembali dalam waktu yang sangat singkat, padahal aku belum menemukan fotoku karena terlalu banyak tertimpa oleh foto lainnya.

Aku mengulurkan kamera itu padanya. “ya, hanya sekedar melihat-lihat. Kau memang fotografer yang handal menurutku.”
  
“haha Evan kau pandai sekali memuji. Tapi aku masih amatir dan harus banyak belajar lagi.” Ia tertawa lepas dan tersenyum lalu kembali mengambil gambar di sekitarnya.

“Evan, bagaimana kalau kita foto bersama? Kau mau tidak?” tanya gadis itu dengan mimik yang berharap aku akan mengiyakannya.

“baiklah, terserah kau saja.”

Ckrek!

“waaah Evan, lihat!” Kelly menunjukan hasil foto di layar LCD kamera itu kepadaku. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke wajahku. “kau tampan sekali, kalau teman-temanku melihatnya mereka pasti akan berebutan untuk berkenalan denganmu haha.”

“sepertinya virusku tertular. Sekarang kau jadi pandai memuji Kelly.” Sindirku diiringi sedikit gelak tawa.

“mungkin saja haha.” Wanita itu tertawa renyah sampai matanya benar-benar menyipit.

Bersama dengannya aku merasa hal yang berbeda. Apa ini adalah rencana Tuhan untukku? Apa aku harus melupakan Hanna dan memulai kehidupan yang baru dengan orang yang baru juga? Entahlah, sempat terlintas difikiranku seperti itu tetapi aku belum berani mengambil tindakan nyata. Aku takut keputusan yang ku pilih malah akan memperburuk keadaan.

Bagaimana jika ketika aku sudah memilih Kelly, tiba-tiba Hanna muncul dan kembali? Aku tidak tau harus menjelaskan padanya mulai dari mana. Aku tidak ingin melukai hatinya lagi.

“Evan, aku akan bahagia jika kau bersama Kelly. Dia wanita yang baik. Kau tidak perlu ragu.”

Suara bisikan itu lagi! “Kelly, kau dengar suara itu?” tanyaku padanya seperti orang paranoid.

“suara apa Evan? Aku tidak mendengar apa pun, dan tidak ada suara lain selain desiran ombak di sini.”

“sudahlah, lupakan saja.” Ini membuatku gila. Suara itu kembali muncul dan membuat bulu kudukku berdiri. Apa maksud semua ini??
{{{

Nada dering handphoneku berbunyi cukup keras dan berhasil membangunkanku yang masih terlelap. Aku menekan tombol ‘jawab’ tanpa melihat siapa yang menelfon karena mataku menempel dan aku kesulitan membukanya.

“hallo..” sapaku dengan suara berat dan sedikit serak khas orang bangun tidur.

“astaga Evan, kau baru bangun tidur? Ini sudah jam 8, kau tau?!” omelan dengan intonasi yang cukup tinggi serta suara yang agak cempreng ini tidak salah lagi adalah milik Kelly.

“ah Kelly, berhenti mengomel. Telingaku sakit, kau tau? Ada apa menelfon pagi-pagi? Tidak biasanya kau begini.” Akhirnya setelah usaha yang cukup keras mataku bisa terbuka dan aku langsung melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka sambil masih menempelkan benda kecil itu di telingaku.

“aku sedang di tempat cetak foto. Aku ingin mencuci fotomu yang pertama kali aku ambil dan foto kita kemarin.” Ucapnya terkekeh. “setelah selesai aku akan kerumahmu untuk memberikannya. Jadi aku harap kau segera mandi karena aku tidak mau kebauan ketika berada didekatmu nanti haha.”

“ok ok, baiklah. Aku tunggu.”
{{{

“Evan, Kelly is here.” Aunty Clarice memasuki kamarku, ia adalah wanita asal Australia, ia juga istri dari kakakku satu-satunya yaitu James. Tetapi berhubung kakakku sedang mengurus cabang perusahaan keluarga di Jerman, ia meninggalkan istrinya dirumah bersama denganku dan sekaligus untuk menemaniku.

Ia berjalan ke arahku yang sedang duduk di atas kasur sambil membaca buku. “i’m happy you already moved on from Hanna.”

“i’ve never tried to do that Aunty. Hanna will always be in my mind.” Ujarku menutup buku itu lalu turun ke lantai bawah untuk menemui Kelly.

“Don’t deny Evan. Don’t ignore your heart cause your mind won’t be able to feel it.” Seru Aunty Clarice.

Perkataan Aunty-ku memang benar. Tetapi saat ini aku belum tau apa yang aku rasakan dan apa yang harus kulakukan serta kuputuskan.

“hei Kelly, sudah lama menunggu?” sahutku dari lantas atas lalu menuruni anak tangga satu persatu.

“oh h-hai Evan, tidak juga.” Suara Kelly terdengar gugup dan aneh. Seperti ada seseuatu yang ia sembunyikan dariku.

Aku baru ingat bahwa ia kemari karena ingin memberikan hasil fotonya. Aku pun menagih janji itu. “oya, boleh aku lihat foto yang sudah kau cetak? Pasti hasilnya sangat bagus.” Ucapku dengan menorehkan senyum kepadanya.

“ah i-itu.. iya hampir saja aku lupa.” Kelly langsung merogoh-rogoh ke dalam tas warna coklatnya mencari benda tersebut, tetapi tampaknya foto itu tidak ada. “mmm.. maaf Evan, aku rasa aku meninggalkannya di tempat cuci foto tadi. Aku akan mengambilnya dan segera kembali.” Aku bisa melihat dari bahasa tubuh Kelly yang canggung dan bersikap tidak seperti biasanya. Aku tau ada sesuatu yang terjadi dan ia tidak ingin aku mengetahuinya.

“tidak perlu Kelly!” pekikku cukup keras karena wanita itu sudah berada di ambang pintu dan bersiap pergi. “sini, duduklah dulu.” Kataku sambil menepuk-nepuk sofa.

Ia berjalan kaku menghampiriku dan duduk di sampingku. Aku memperhatikan air mukanya yang gusar dan agak pucat. “Kelly, tatap aku!” perintahku. Dengan terpaksa ia memutar kepalanya 90© dan berusaha memandangku. “Ada apa sebenarnya? Apa yang kau sembunyikan dariku?” tanyaku mendalam.

Gadis itu mengalihkan tatapannya dan tertunduk. Aku bisa mendengar dengan jelas bahwa ia sekarang tengah menangis sesenggukan. “aku berbohong Evan. Ambilah di dalam tasku dan lihatlah sendiri.”

Aku mengikuti perkataannya. Tapi untuk apa Kelly berbohong? Ini hanyalah foto. Batinku terus bertanya seperti itu sampai akhirnya aku mendapatkan benda yang kucari.

Terdapat 2 lembar foto dan foto yang pertama kulihat adalah foto aku dan Kelly saat di pantai kemarin. Kelly terlihat cantik dan begitu ceria di foto tersebut. Hal apa yang harus ia khawatirkan sampai-sampai ia berbohong padaku? Aneh sekali pikirku.

Foto selanjutnya... mungkin ini adalah alasan Kelly bersikap begitu. Aku tidak percaya melihatnya. Aku benar-benar shock. Jantungku berhenti berdetak dan seluruh syarafku mati selama beberapa saat. Aku tidak tau apakah ini editan semata atau foto asli sungguhan.

“Kelly, tolong jelaskan padaku. Kau yang mengedit fotoku, iya kan Kelly?!” aku menaikkan nada bicaraku terhadapnya karena foto ini memang sulit dipercaya.

“tidak Evan. Aku tidak mengeditnya. Aku juga tidak tau kenapa hasilnya bisa seperti itu.” suara parau dan tangisnya yang tak henti membuatku merasa bersalah. Aku telah menuduhnya melakukan itu. Aku telah bersikap kelewatan kepada wanita ini.

Aku memeluknya dalam sekejap. Aku tak mengerti mengapa aku bertindak seperti ini. Mungkin perkataan Aunty Clarice benar. Aku tidak boleh menyangkalnya. Aku tidak boleh mengabaikan hatiku karena pikiranku tak akan mampu merasakan kebenaran yang dirasakan oleh hatiku.

“maafkan aku Kelly. Aku tidak bermaksud menuduhmu. Aku... aku hanya... ini sulit sekali dipercaya. Tapi aku harus mengatakan ini padamu.” Aku melepaskan pelukanku perlahan lalu menggengam tangannya dan memandang matanya lekat-lekat. “aku menyukaimu Kelly. Sungguh. Ini nyata perasaanku yang sebenarnya. Kau pasti meragukannya, tapi aku mohon kali ini percayalah. Sejak pertama berkenalan denganmu aku mulai merasa bayangan Hanna memudar dan perlahan kau menggantikan posisinya dihatiku. Senyumanmu memberikanku semangat. Tawamu telah merubah aku yang dulu selalu menyalahkan diri sendiri karena meninggalkan Hanna. Aku jujur dengan ucapanku Kelly.”

Ia berhenti menangis dan menatapku. Tatapan matanya tampak sedang mencari-cari kejujuran didalam mataku. Tiba-tiba saja wanita itu merangkulku erat sekali.

“akhirnya kau bisa mencintai orang lain. Aku sangat bahagia Evan. Maaf aku menggunakan tubuh Kelly untuk berbicara denganmu. Kau begitu serasi dengannya. Satu saja permintaanku Evan, aku ingin kau dan Kelly datang ke tempatku.” Suara itu! Aku ingat sekarang. Ini adalah suara Hanna!

“tidak, Hanna, jangan pergi!” aku semakin mempererat pelukanku.

“Evan, aku tidak punya banyak waktu. Aku harus pergi setelah aku dapat berbicara denganmu. Terimakasih untuk semua cinta yang pernah kau berikan. Kau adalah pria yang istimewa bagiku.” Aku meneteskan air mata mendengar perkataan Hanna. Bagaimana bisa ia meninggal? Apa yang telah terjadi?

“tunggu! Hanna, apa yang telah terjadi padamu?” dengan cepat aku melepaskan dekapanku dari tubuh Kelly yang berisikan roh Hanna.

“a-aku... meminta keluargaku untuk pindah kuliah ke Bali. Aku berharap bisa melupakanmu di sana. Tetapi aku salah, aku justru semakin merindukanmu yang tak kunjung datang. Nilaiku juga menurun drastis, dan aku tidak ada orang yang mau dekat denganku karena mereka berfikir aku wanita yang aneh dan selalu menyendiri. Mereka menjauhi aku dan memandangku sinis. Karena aku tidak tahan akan cobaan ini, akhirnya aku menjatuhkan diri dari lantai 5 gedung asramaku. Evan, aku malu sebenarnya menceritakannya padamu. Aku wanita yang lemah, tapi kau harus tau. Aku tidak ingin membuatmu terus bertanya-tanya dan mencari aku yang bahkan sudah tiada.” Kelly, melalui dirimu aku dapat melihat tatapan sedih Hanna. Aku bisa merasakannya.

“Hanna, kemana aku harus pergi?” tanyaku polos.

“aku akan menyampaikannya pada Kelly. Aku harus pergi Evan. I love you, goobye...” setelah mengucapkan kalimat terakhirnya tubuh Kelly kemudian terkulai lemas, pingsan di atas sofa.
{{{

Jumat, 11 November 2011 - Denpasar, Bali

Aku dan Kelly saat ini berada di tempat, di mana Hanna dimakamkan. Ternyata setelah meninggalnya Hanna, orangtuanya kembali ke kampung halamannya di Manado. Aku tak dapat bersua. Aku masih belum menyangka nisan di hadapanku ini benar-benar miliknya. Meskipun tertulis jelas dan lengkap nama “Hanna Isabel Maria” namun di dalam hatiku, aku berharap ini adalah Hanna Isabel Maria yang lain, bukan Hanna yang ku cintai.

“Evan, cepat letakkan bunga melati putih itu. Hanna pasti sudah menunggu momen ini. Aku yakin dia bahagia di atas sana.”ujar Kelly yang berdiri di sampingku yang sudah lebih dahulu menaruh bunga di atas makam Hanna.

Tanganku gemetar ketika akan menaruh bunga tersebut. Aku seakan tak mampu menghadapi kenyataan ini. Tetapi Kelly menggengam tanganku. Ia membantuku dengan senyum ikhlasnya. Tak terlihat sama sekali kecemburuan di wajahnya walau ia tau masih ada sebagian dari Hanna yang tertinggal di dalam diriku.

Aku mengeluarkan selembar foto dari dompetku dan menaruhnya di dekat bunga melati putih itu. Ya, foto yang ku taruh adalah hasil jepretan Kelly yang membuatku tersentak kaget. Foto itu adalah fotoku saat pertama kali aku dan Kelly bertemu. Ia memotretku dari belakang, dan ternyata terdapat sosok bayangan Hanna yang cukup jelas di dalam foto tersebut setelah dicetak. Ia terlihat sedang duduk di sampingku, dan yang membuatku lebih terkejut yaitu ia tampak seperti mencium pipiku. Saat pertama kali melihatnya aku meneteskan air mata karena begitu tak percaya. Namun, biar bagaimanapun itu adalah kenyataannya.

“Kelly, tetaplah bersamaku dan jangan pernah meninggalkan aku. Karena apa pun yang terjadi aku tidak akan pergi darimu.” aku memeluknya dengan erat. Aku tidak akan lagi menyia-nyiakan wanita yang berharga dalam hidupku. Cukup sekali aku berbuat kesalahan dan tak akan aku mengulanginya.

“Evan, thank you for loving me.” Bisiknya di telingaku.

Hanna, you never really left. I’ll always remember you. I can’t forget you or erase you from my heart. I’m able to get my happiness with Kelly, and i hope you’re smiling seeing us from up there.


I will watch you through these nights..
Rest your head and go to sleep..
This is not our farewell..
(Within Temptation – Our Farewell)


THE END

Sabtu, 16 Maret 2013

KOS BERHANTU


KOS BERHANTU
Karya Karina Puspa Sari

Aku menempati kamar kosku yang baru di kawasan sekitar kota dekat kampusku. Biaya perbulanya agak sedikit mahal ya tentu saja karena dekat dengan Kampus. Ruangannya nyaman untuk di tempati untuk mahasiswa sepertiku. Ruangan itu di cat hijau lembut. Kamar itu berukuran 3x3 meter persegi. Ada satu tempat tidur beserta bantal dan gulingnya, satu lemari plastik, satu set meja belajar, dan juga tentu saja ada kamar mandi.

Aku segera menata baju-bajuku, perlengkapanku, memasang seprai untuk tempat tidur, meletakan buku-bukuku di rak meja belajar. Setelah selesai aku istirahat sebentar sambil membuka laptopku dan menyalakan musik kesukaanku. Tidak lama kemudian aku tertidur. Sesaat setelah aku tertidur aku melihat ada orang yang berjalan masuk ke kamarku menuju kamar mandi. Aku tidak melihat wajahnya. Dia memakai baju berwarna serba merah. Kulitnya putih sekali. Saat aku terjaga kemudian aku bangun, aku kemudian menuju kamar mandi untuk melihat orang tadi.
“Hei siapa yang di dalam?” Kataku sedikit berteriak
Tidak ada jawaban.
“Heii!! Siapa yang di dalam?” kataku agak sedikit marah karena ada orang yang tanpa ijin memasuki kamarku.
Tidak ada jawaban lagi. Kali ini terdengar suara keran menyala
“Aku akan mendobrak pintu ini! Jika kau tidak menjawab” kataku sambil berusaha membuka pintu yang terkunci itu
Kali ini aku benar-benar akan mendobrak pintu ini. Entah yang di dalam laki-laki atau perempuan aku tak peduli. Urusan nanti dimarahi ibu kos karena merusak pintu kamar mandi itu masa bodoh. Aku sudah merasa jengkel sekarang. Dan, BRAAKKK! Pintu kamar mandi berhasil aku buka. Tapi aneh, tidak ada siapa-siapa di dalam. Kemana orang tadi pergi? Di sini tidak ada jalan keluar selain pintu ini. Apa aku yang salah terhadap pandanganku tadi? Ah ngga salah kok. Keran juga menyala seperti habis di pakai oleh seseorang. Lalu siapa orang tadi? Kemana orang itu pergi? Sesaat angin berhembus pelan menyapu bulu kudukku hingga berdiri. Aku merasa takut. Apa yang terjadi di sini?
***

“Eh mbak lihat orang masuk ke sini ga? Pake barju serba merah. Kulitnya putih banget” Tanyaku pada penghuni kamar kos yang lain
“Engga kok. Semuanya tadi pada tidur siang. Ga ada yang keluar kamar atau berjalan di sekitar sini apalagi masuk kamarmu”
“Haah? Beneran mbak?” rasa takut mulai menyelimutiku
“Iya beneran lah. Tadi yang di luar Cuma kita bertiga. Kita ga lagi bengong. Ada apa sih?”
“Ngga apa-apa kok mbak” kataku sekarang benar-benar takut
***

Aku menyeruput kopi panasku, sambil berusaha melupakan kejadian tadi. Kuputuskan Ruri, sahabatku untuk datang menemaniku sekarang.
“Dit, lo kenapa sih kok murung gitu?” Tanya Ruri
“Gue mau cerita sesuatu ma lo” kataku sambil duduk di tempat tidur
“Lo mau cerita apa?” jawab Ruri

Kemudian aku menceritakan semua kejadian tadi. Setelah selesai. Wajah Ruri tampak seperti sedang memikirkan sesuatu. Kemudian dia tertawa ringan dan mencubit pipiku.
“Haha. Dita, dita! Lo tu ada-ada aja. Mungkin lo lagi kecapekan kali makanya jadi kaya gini” kata ruri
“ah, tapi keranya beneran nyala kok, kayak habis di pakai” Jawabku yang tidak setuju dengan pendapat Ruri
“Udah lah dit. Lo tenang aja. Masa ada setan di siang bolong”
Aku tersenyum kecut. Perkataan Ruri memang ada benarnya. Aku merasa sedikit lebih tenang dan lega. Setelah itu aku dan Ruri memutuskan untuk berjalan-jalan di pusat kota. Benar-benar membuatku melupakan kejadian di kos itu.
Malam harinya, badanku terasa capek sekali. Aku kemudian mandi untuk menyegarkan badanku. Kemudian aku menyalakan laptopku sebentar dan mengirimkan e-mail kepada saudaraku. Menanyakan kabarnya di sana. Karena lelah, aku putuskan untuk tidur. Aku mengunci pintu kamarku supaya tidak ada orang yang masuk. Jendela di kamarku kubiarkan terbuka, Karena udara malam itu sedikit panas.
Malam itu kejadian tadi terulang. Antara masih bermimpi atau sudah terbangun aku kembali melihat orang yang berpakaian serba merah memasuki kamar mandiku. Dan bedanya sekarang orang itu berlumuran darah. Aku takut sangat takut. Aku tidak berani membuka mata. Aku putuskan tetap terpejam sambil berdoa.
***

Pagi harinya aku berniat akan menanyakan hal ini kepada ibu kos. Aku sudah tidak tahan terhadap semua ini. Ketakutanku tidak dapat di sembunyikan. Atau jika perlu aku akan pindah kos yang lebih baik. Jauh dari kesan menyeramkan.
Aku juga bertanya-tanya dari mana orang yang berpakaian serba merah kemarin masuk. Pintu kan sudah aku kunci? Masa lewat jendela? jelas tidak mungkin, karena tidak akan cukup jika di lewati orang. Atau jangan-jangan dia bukan orang melainkan..? ketakutanku makin bertambah
Aku bergegas menuju tempat ibu kos berada. Sesampai disana aku di sambut ramah oleh ibu kos.
“Ada apa dit, kamu mau bayar kos?” kata ibu Kos sedikit bercanda
“Bu, saya mau menceritakan sesuatu” kataku serius
“Cerita apa? Jika tentang hal-hal bodoh ibu tidak ada waktu. Kau lihat kan ibu lagi sibuk?”
“Tapi aku minta waktu sebentar bu. Ini akan sangat membantuku”
“Baiklah apa yang ingin kau ceritakan?”
Aku kemudian menceritakan semua kejadian menyeramkan yang aku alami kemarin. Setelah selesai. Raut wajah ibu kos berubah. Rautnya menunjukan keseriusan. Tidak seperti dugaanku dia akan tertawa.

“Mungkin yang kamu lihat adalah Alessana” ujar Ibu kos
“Siapa itu Alessana ?”
Ibu kos menghembuskan nafas panjang.
“8 tahun yang lalu alessana mati di kos-kosan ini diduga dia bunuh diri karena depresi karena ditinggal kekasihnya yang telah meninggal. Dia anak yang cantik. Dia melukai dirinya dengan pisau. Dia mengalami pendarahan hebat. Hingga dia kemudian di temukan mati menggenaskan di kamar mandi. Hingga sampai sekarang orang yang menempati kamar itu selalu diperlihatkan sosok alessana sedang berjalan di kamar mandi. Hingga belum 2 hari menempati kamar itu orang yang menempati sudah angkat kaki dari kamar itu. Tidak tahan. Pernah juga ada orang yang di perlihatkan sosok Alessa yang berlumuran darah dan menyeramkan…”
Setelah ibu kos selesai bercerita aku benar-benar kaget sekaligus shock. Aku berjanji akan pindah kos-kosan besok paginya. Aku sudah tidak tahan.
***

Malam harinya aku masih tidur di kos itu. Rasanya tidak bisa memejamkan mata mengingat kejadian tadi. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Sepi sekali suasana di luar. Mungkin penghuni kos yang lainnya sudah tertidur. Hawa dingin tiba-tiba menyergapku. Hembusan angin dari jendela membuatku mengigil. Kututup jendela itu dan kutarik selimutku supaya membuatku hangat. Aku berusaha memejamkan mataku.
Tetapi, aneh. Kenapa suasana di sini menjadi berubah. Tiba-tiba desiran angin berhembus di belakang tengkakku. Membuatku jadi merinding. Tiba-tiba lampu mati. Suasana benar gelap dan aku sendirian. Aku menggenggam selimutku semakin kencang. Aku tidak berani bergerak.
“PYAARR!!” tiba-tiba ada sebuah benda terjatuh. Bunyinya mengagetkanku. Lalu terdengar bunyi derap kaki. “Tap..Tap..Tap” bunyi itu sepertinya makin mendekat ke arahku. Aku tidak bisa melihat siapa itu karena benar-benar gelap. Jantungku benar-benar berdegup kencang sekali. Keringatku mengalir deras di sekitar tubuhku. Aku mulai melafalkan doa-doa memungkinkan kejadian yang tidak enak yang akan terjadi nanti. Ada yang menaiki kakiku. Seperti sebuah beban berat. Aku tidak berani menggerakan kakikku sedikitpun. Kurasakan ada tangan yang mengelus kakikku. Permukaan kulitnya halus aku bisa merasakanya.
Tiba-tiba lampu menyala. Terlihat seorang wanita sedang menatap kosong ke arahku. Mulutnya berlumuran darah. Matanya terlihat seperti sedang menangis. Dan.. wanita itu berjalan semakin mendekati ke arahku. Badanku serasa beku. Aku ingin berteriak tapi tidak ada suara yang keluar.
“Jangan takuut….” Kata wanita itu lembut
“Aku tidak akan menyakitimu..”
“Aku Alessana, aku hanya ingin menyampaikan pesan buatmu. Tolong aku, aku terperangkap di sini. Bebaskan aku, agar nyawaku bisa tenang di sana. Bakar kalung yang ada didekat lemari. Kalung berliontin huruf ‘A’. tidak ada orang yang tau. Sepi,kotor. tolong akuu… aku mohon..” sosok itu tiba-tiba perlahan menghilang. Dan sekarang yang terlihat hanya gelap. Aku begitu shock.
***

Aku tidak sadar, dan tahu-tahu sudah berada di pagi hari. Rupanya aku pingsan tadi malam. Nyawaku rasanya belum terkumpul semuanya. Aku masih kebingungan. Badanku terasa capek sekali. Aku kemudian bangun melihat jam berapa sekarang. Jam sudah menunjukan pukul 10! Ya ampun.. kali ini aku benar-benar kesiangan. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku. Aku bertanya pada diriku sendiri. “Ya tuhan.. apa yang terjadi padaku? Mengapa semua ini terjadi?” aku menghembuskan nafas panjang.
Kemudian aku memikirkan kejadian tadi malam. Wanita yang aku lihat kemarin malam adalah Alessana. Wanita itu membicarakan tentang nyawanya. Nyawanya yang terperangkap di dunia nyata. Dia ingin aku membebaskanya. Dan dia juga membicarakan tentang kalung.. dia menyuruhku untuk mencari kalung dan kemudian membakarnya. Aku bertanya-tanya. Ada apa dengan kalung itu? Kenapa dia ingin aku membakarnya untuk membuat nyawanya bebas? Ahh, tapi aku tidak peduli. Yang terpenting sekarang adalah mencarinya supaya dia dan juga tenang hidupnya. Dia akan terbebas nyawanya menuju alam sana. Dan aku? Tentu saja supaya hidupku tidak diganggu lagi oleh mahluk halus itu.
***

Sudah berjam-jam aku mencari kalung yang di maksud Alessana. Lemari pakaian sudah aku geledah. isinya aku keluarkan semua. Aku cari-cari di sekitar lemari juga tidak ada. Aku bingung. Lemari mana yang di sebut Alessana? Susah sekali mencarinya. Aku memikirkan pesan Alessana lagi. “…Bakar kalung yang ada didekat lemari. Kalung berliontin huruf ‘A’. tidak ada orang yang tau. Sepi,kotor. tolong akuu… aku mohon..”. Kalung yang ada di dekat lemari. Berliontin huruf ‘A’. sepi dan kotor. Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiranku. Kurasa aku sudah menemukan jawabannya. Apa mungkin benar? Jantungku berdegup kencang.
***

Aku sudah sampai di gudang di kos itu. Semoga firasatku benar. Aku mencari barang yang di maksud Alessana. Aku mulai bekerja di sekitar gudang. Banyak debu dan sangat kotor. Aku mulai terbatuk-batuk. Saat aku sedang membuka beberapa bangku yang sudah usang ada tikus yang melewati kakiku. Aku menjerit. Betapa menjijikanya tempat ini. Apa tempat ini tidak pernah di sentuh oleh manusia? Benar-benar menjijikan. Sesaat setelah itu aku melihat lemari besar, cokelat dan tua. Kayu-kayunya sudah lapuk di makan rayap. Firasatku mengatakan agar mendekati lemari itu. Aku segera menggeledah isi lemari itu. Tapi aku tidak menemukan apa-apa. Hanya ada kertas Koran yang sudah lama. Tiba-tiba ada sebuah bola terjatuh dan menggelinding kearah bawah lemari itu. Aku membungkukkan badan untuk mengambilnya. Tapi ketika sampai di bawah, aku tidak lagi menghiraukan bola tadi. Perhatianku tertuju pada kotak cokelat yang terlihat bersih. Aku memungutnya. Perasaanku mengatakan inilah jawabanya. Hatiku berdegup kencang.
Kubuka perlahan kotak itu. Di dalamnya berisi surat. Aku membaca surat itu yang isinya adalah..
“Kepada : Alessana yang kusayangi
Dari : Kekasihmu

Alessana aku benar-benar merindukanmu. Di hari ulang tahunmu yang ke 17 ini maaf aku tidak bisa datang ke tempatmu. Aku hanya bisa memberikan kalung ini. Penyakit leukimiaku sudah mencapai tahap akut. Aku tidak mampu untuk berjalan lagi. Badanku sudah terasa tidak berdaya lagi. Maaf jika sudah mengecewakanmu. Kurasa ini yang terakhir dariku. Akuu….uu mencintttaiymuu..”

Pada akhir kata terlihat bahwa tulisanya berubah menjadi tidak karuan. Aku mendiskripsikan bahwa kekasih Alessana saat menulis kata terakhir itu penyakitnya kambuh. Sehingga kesusahan untuk menulis. Jadi begitu jawabanya. Alessana merasa tidak bebas karena surat dan kalung yang di beri kekasihnya ini. Di kotak itu terdapat kotak kecil lagi berwarna biru tua. Aku membukanya. Ada sebuah kalung berliontin huruf ‘A’ berwarna perak dan mengkilat. Benar-benar cantik.
Tapi aku harus segera membakarnya. Dengan cepat aku melumuri kalung itu dengan minyak tanah. Kemudian membakarnya.
***

Setelah 3 minggu kejadian itu, hidupku terasa tenang. Tidak ada gangguan dari mahluk halus lagi. Aku sudah melupakan kejadian itu. Mungkin Alessana sudah tenang. Tetapi suatu ketika pada malam hari saat aku sedang tertidur, Aku terjaga lagi. Aku melihat bayangan Alessana tersenyum ke arahku. Dia tampak seperti sedang mengatakan sesuatu padaku.
“Terima kasih..Sampai jumpa..” ucapnya
Alessana melambaikan tangan bersamaan dengan itu bayangan Alessana menghilang. Aku tahu Alessana benar-benar tenang sekarang

TAMAT

PROFIL PENULIS
Nama lengkap : Karina Puspa Sari
Facebook : Karina Puspa Sari
twitter : @Karina_puspaa

GAUN PUTIH BERNODA MERAH Cerpen Momo Angelina



Waktu sudah menunjukan pukul 00.00. namun entah mengapa mataku enggan terpejam. Kubuka kembali tirai jendela kamarku. Remang-remang bulan dan pohon rambutan di depan rumahku menghiasi malam itu. Walaupun begitu sunyi, namun seakan-akan pohon rambutan itu digelayuti mahluk-mahluk putih sambil tersenyum padaku. Segera kutepis bayang-bayang itu. Kututup kembali tirai jendelaku. 

Lalu aku beranjak menuju kamar mandi. Saat itu aku berada di rumah sendiri. Karena ayah, ibu, dan adikku sedang berada di jogja, dirumah nenekku. Niatku untuk buang air kecil, dan mencuci muka mandadak meredup. Seakan-akan saat aku berjalan menuju kamar mandi, dibelakangku aku terperanjak bagaikan seseorang sedang mengamatiku. Betapa kagetnya aku, sesuatu terjatuh dari atas ruang dapur. Berwarna putih bersih, beraroma anggur. Dan dihiasi gambar hati di bagian bawahnya. Seperti gaun putih. Lalu kuambil gaun itu. Indah sekali. Namun lumayan berat. Di bagian bawah, dan di bagian dalam tertulis “Siromana.” Pikirku, mungkin ini adalah nama dari pemilik gaun ini.  

Namun aku berpikir, dari mana gaun ini jatuh? Lalu kubawa gaun tersebut ke kamarku. Ku amati lagi gaun itu. Kutempel-tempelkan ke tubuhku, sambil aku berkaca. Betapa indahnya. Namun aneh, di bagian tengah gaun itu, ada noda berwarna merah. Lalu ku cium noda merah itu. “ acchhrr… berbau anyir dan berbau anggur…” pikirku saat itu. Namun ada niatku untuk memiliki gaun itu. Akan ku cuci keesokan hari. Dan ku pakai pada acara pesta dansa malam Valentine di Villa Deski minggu depan. Pasti aku akan kelihatan cantik jika aku mengenakan gaun itu. Lalu, mataku mulai mengantuk. Dan ku simpan kembali gaun itu ke dalam lemariku. Dan aku beranjak tidur ke atas kasur di kamarku.

Pagi sekali aku sudah terbangun dari tidurku. Perlahan ku langkahkan kakiku menuju ke kamar mandi. Kubasuh mukaku. Kutatap wajahku di kaca kamar mandi. “ ASTAGAA!!!” teriaku. Karena ku lihat ada bayangan wanita memakai gaun putih di pantulan kaca itu. Segera aku membalikkan tubuh dan melihat ke belakangku. Apa aku salah lihat? Karena tak ada seorang pun di belakangku. Mungkin ini hanya khayalanku. Tetapi rasanya aku kenal gaun yang di pakai wanita itu. Ya, itu gaun yang aku temukan malam tadi. Lalu aku bergegas berlari menuju kamarku. Ku buka lemariku. Ternyata gaun itu masih tetap ada di lemari kamarku. Lalu ku ambil gaun itu. Dan ku amati kembali. Ku lihat noda merah itu semakin banyak, padahal tadi malam noda ini belum selebar ini. Kubawa gaun itu ke kamar mandi, dan kucuci. 

Tapi aneh, air yang bekas cucian gaun itu, tak berwarna merah. Padahal gaun tersebut ternoda merah. Aku penasaran dengan noda itu. “apa noda merah ini?” pikirku. Ku cium, dan ku pejamkan mataku. Saat aku memejamkan mata, sketsa peristiwa seperti terlintas di pikiranku. Entah dari mana namun itu seperti nyata. Aku seperti melihat, sesosok gadis belanda yang amat cantik mengenakan gaun ini, dan berdansa. Senyumnya manis sekali. Sepertinya dia berdansa di dalam acara sebuah pesta dansa. Dan di peristiwa itu, sepertinya tempatnya berada di rumah ini, di ruang tengah. Lalu segera ku buka mataku. Aku sedikit takut. Lalu segera ku jemur baju itu di belakang rumahku.
***

Yap, hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Hari ini adalah hari Valentine dan nanti malam aku akan menghadiri acara pesta dansa di Villa Deski. Aku bingung apa aku harus menngenakan gaun yang amat indah itu? Aku takut aku terlalu mencolok pada malam nanti. Tetapi tak apa, aku memang kepingin sekali mengenakan gaun ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 19.00. segera aku bersiap-siap berhias diri. Ku bedaki wajahku, kusisir rambutku, dan ku ambil gaun ku didalam lemari kamarku. Perlahan ku kenakan gaun itu. “ waw… great! Very beautiful!” aku terlihat cantik sekali. Aku menari-nari bahagia. Aku juga bernyanyi-nyanyi. Aku merasa wanita paling cantik di dunia saat aku mengenakan gaun ini. Tetapi entah mengapa mendadak kepalaku pusing. Perutku mual. Dan aku tak bisa melihat dengan jelas, hanya remang-remang. Dan aku terjatuh. Lalu pingsan. Saat aku pingsan, aku seakan masuk ke dalam dimensi lain. Aku berjalan di suatu acara malam pesta dansa. Namun aneh sepertinya tak ada satu orangpun yang mengetahui keberadaanku. Padahal saat itu aku berada di suatu keramaian. Dan memang acara itu sepertinya di adakan di rumah baruku ini, oleh orang-orang Belanda. Aku mengikuti seorang wanita yang memakai gaun yang gaunnya itu persis seperti gaun yang aku kenakan saat ini. Ku ikuti geraknya. Dia terlihat sedang berdansa dengan kekasihnya. 

Lalu dia duduk dan meminum anggur dengan kawan-kawan dan kekasihnya. Tetapi kulihat, salah satu temannya melirik dan tersenyum kepada kekasihnya. Ya temannya itu begitu aneh tingkahnya. Lalu saat wanita itu hendak meminum anggur dan bersulang, tiba-tiba temannya menyenggol gelas yang di bawa wanita itu dan tertumpah ke Gaun wanita itu. Dan aku juga melihat kekasihnya mengajak wanita itu ke dalam kamar. Tetapi sungguh aneh, teman wanita tadi mengikuti gerak mereka berdua ke dalam kamar. Dan saat kekasihya membaringkan dia ke ranjang tiba-tiba “ craaaaasssshhh” aku menjerit. Wanita itu di tusuk pisau oleh kekasihnya sendiri. Lalu temannya itu segera memunculkan diri, dan meludahi wanita yang tak berdaya tadi. Kulihat noda anggur tadi sudah tertutupi oleh noda merah darah. Perlahan wanita itu lemas dan tewas. 

Ingin ku bantu wanita tadi, tetapi aku tak dapat menyentuhnya. Lalu mayat wanita itu di sembunyikan dan di kubur oleh mereka di dekat pohon rambutan yang ada di depan rumah. Namun sebelum mereka mengubur mayat itu, kulihat gaun yang dikenakan wanita tadi dilucuti, dan di ambil oleh temannya. Mereka tertawa. Betapa kejamnya pikiriku. Kekasih tega membunuh demi berselingkuh dengan kekasih sahabatnya sendiri. Lalu aku terbangun aku merasa sedikit pusing. Saat aku terbangun kulihat remang-remang ada sesosok bayangan. Ya, aku kenal bayangan itu. Itu adalah wanita yang ada di mimpiku tadi. Dia menatapku. Sepertinya dia ingin aku mengikutinya. Lalu ku ikuti wanita tadi. Sepertinya dia menuju ke arah pohon rambutan yang ada di depan rumah ku itu. Sampai di sana, dia membalikkan tubuhnya dan menatap ke arahku. Dia tersenyum. Lalu tangannya menunjuk ke arah gaun yang aku kenakan saat itu. Lalu ,menunjuk ke arah tanah tempat mayatnya di kubur. Ya, aku mengerti. Mungkin dia memberi kode untuk menguburkan gaun itu kedalam kuburannya.
“ kau ingin gaun ini aku kuburkan ke dalam sini?” tanyaku sambil menunjuk kea rah kuburan itu.

Kulihat dia mengangguk. Lalu aku bergegas menuju kamar. Kulucuti gaun itu. Dan aku kuburkan ke dalam tanah tadi. Dan ku timbun kembali. Tiba-tiba wanita itu muncul kembali, dan dia sepertinya meneteskan air mata dan tersenyum padaku. Kulihat ia terbang ke atas langit. Ia semakin tinggi, lalu ia sirna. Kupikir, pasti dia sudah tenang. Aku merasa bahagia. Lalu aku kembali menuju ke rumah. Saat aku menutup pintu, tiba-tiba mobil ayahku datang. Ternyata mereka sudah pulang dari jogja.
“ Viona, ini mama bawakan oleh-oleh, sini sayang!”
“ iya ma, apa itu?”
“ ini sayang, gaun putih, indah kan?”
Betapa kagetnya aku, gaun itu mirip sekali dengan gaun Siromana. Aku tersenyum. Kucium gaun itu. lalu kuangkat. “ iya ma. Bagus sekali, aku suka gaun ini… namun tak berbau anggur…” ucapku saat itu.

**SELESAI**

Selasa, 12 Maret 2013

nenekku selamat tinggal

hari ini tanggal 12 maret 2013, nenekku meninggal pukul 16.00.

pas ketika aku dan keluargaku habis dari rumahnya nenek untuk njenguk, karena aku besok masih ujian maka pulangnya agak dipercepat karena aku juga harus mampir di rumah nenek dari ayah di pare, ketika perjalan pulang mau nyampek rumah pare, ayah di telefon kakaknya mama.

 katanya nenek meninggal. tuhan betapa resahnya kita karena baru beberapa menit aku nyampe di sana, walau aku tak mengobrol dengan mu seperti biasanya. tapi hari sudah berkata kau akan pergi jauh tinggakan kami.

sekarang ayah dan mamaku pergi kembali ke sana dan aku terpaksa pulang untuk melanjutkan ujian sekolahku besok.
tuhan tabahkanlah kita semua dan maafkan dosa2 nenekku dan semoga amal baiknya di terima ,

nenek maafkan cucumu ini yang tak bisa kembali untuk mengantarkanmu ke tempat peristirahatanmu , maaf ya nek, mungkin minggu ini aku akan kembali lgi ,

selamat tinggal ya nenek we always love you :***

Rabu, 06 Maret 2013

Kegiatan Kesiswaanku Di Sekolah


Kegiatan Kesiswaan di sekolahku yang aku ikuti salah satunya :
Seni Tari
1. Unsur tari
            tarian merupakan wujud ekspresi manusia. Suatu tarian memiliki syarat atau unsur-unsur tertentu. Ada tiga unsur tari, yaitu gerak, iringan, dan ekspresi.

a. Gerak
            Unsur dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tak dapat dipisahkan denga unsur ruang, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, tari merupakan penjabatan gerak, ruang, tenaga, dan waktu.
            menurut Soedarsono, tari adalah seni gerak, maka yang terpenting dalam seniatari adalah deraknya. Biasanya, urutan gerak berhubungan dengan perpisahan dari satu gerak ke gerak lainnya (yang biasanya bersifat sesaat), juga termasuk indah atau tidak, penuh arti atau tidak, dan efisien atau tidak.
            Yulianti Parani membagi gerak tari menjadi 10 dalam pola pengaturannya adalah sebagai berikut:
 ~ Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggta badan.
 ~ Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan atau daya.
 ~ Gerak sebagai kesadaran ruang.
~ Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu
~ Gerak sebagai kesadaran kelompok
~ Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan dan    
   tangan.
~ Gerak sebagai akibat ritme yang bersifat  fungsional.
~ Gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu dalam penggunaan tubuh.
~ Gerak sebagai akibat rasa ringan sehingga ingin lepas dari lantai
~ Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresi.
           berdasarkan uraian diatas, maka dalam suatu gerak yang mempunyai unsur tenaga, ruang, dan waktu.

b. Iringan 
            Dalam tari, iringan memegang peranan penting. Ada dua macam iringan dalam tari, yaitu iringan internal dan iringan eksternal. Iringan internal adalah iringan tari yang langsung ditawarkan oleh penari, seperti tari Samur, 
tari Tifa, tari Rebana. iringan eksternal adalah iringan yang berasal dari luar diri penari.
            Dalam tari, musik memiliki 3 fungsi iringan, yaitu musik sebagai iringan gerak tari, musik sebagai ilusrasi, dan musik sebagai pemberi suasana. Musik iringan tari bebas sesuai dengan sifat seni itu sendiri yang juga bersifat bebas. Meskipun bebas, tetapi tetap ada peraturan yang harus ditaati karena menyangkut kemantapan rasa estetis (keindahan) dari kelompok pemilik tari tersebut.            Didalam istilah musik dan tari, hal itu biasa disebut dengan kyu atau kencana. misalnya, dalam tari jawa ada kencan (kyu) untuk mengatur posisi dan gerak tari. Pada hitungan ke 4-8 atau 1-12 biasanya penari memperhatikan letak tabuhan kethuk, kenong atau gong. bila penari paham letak tabuhan atau ukulan kethuk, maka berarti telah melakukan empat hitungan sabetan balungan (nada).            jika sesuai dengan pukulan kenong maka penari telah melakukan delapan hitungan sabetan balungan (nada). dan apabila sesuai dengan pukulan gong, maka penari telah melakukan duabelas hitungan sabetan balungan (nada).             dalam beberapa kasus, kyu dilakukan hanya dengan gelengan kepala, teriakan, tertawa, tangisan  atau gerak tubuh yang dapat diihat oleh penari lain, tetapi tidak diketahui oleh penonton. ada suatu bentuk dimana tari hanya diiringi dengan musik sederhana, tetapi ada juga yang diiringi sebagai musik yang sangan kompleks dan rumit. contoh alat musik yang rumit dan kompleks adalah angklung, dan gamelan. gamelan terdiri dari berbagai versi , bentuk, dan garap. gamelan sering digunakan untuk mengiringi suatu tarian, baik lepas, tunggal, kelompok maupun masal. gamelan barlaraskan slendro dan pelog.            sederhana dan kompleks adalah bahasa lain untuk menyebutkan tingkat kemantapan yang berbeda dalam menggunakan instrumen musik tari dari masing-masing suku. Instrumen adalah salah satu dari banyak jenis, bentuk, dan fungsi musik suatu alat musik etnis. instrumen menjadi tidak terpisahkan oleh kelompok besarnya yaitu ansambel (perangkat).pada umumnya ansambel musik digunakan dalam kesenian tari rakyat daerah atau tradisi.
c. ekspresi
            ungkapan 

Minggu, 03 Maret 2013

kedatangan kepahitan

jum'at malam seperti biasa aku nonton televisi sambil membaca buku untuk ujian besok.
pukul 22 aku tidur . tak berapa lama sakit itu menyerangku. rasanya amat sangat perih, dan aku menahannya sampai tenagaku habis sendiri.

sampai dini hari rasa sakit ini belum juga sembuh atau berkurang malah semakin menjadi.
ku menahan dengan rintihan dan air mata. karena itu sudah mulai pagi aku tak berani membangunkan ibu atau kakakku. karena aku takut mengganggu istirahat mereka.

semalam suntuk aku tak tidur dengan menahan sakit ini.

ketika pagi hari aku bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah sambil memegangi perutku yang sakit.
mama tanya kepadaku "perutmu kenapa?", ku jawab "aku gag tau ma, dari kemarin sakit banget"
"yasudah nanti pulang sekolah ke dokter ya" kata mama. "iya" jawabku

aku berangkat sekolah dengan perasaan cemas. tetapi untung saja sakit ini tak terasa ketika ujian berlangsung. tetapi tetap ada rasa perih.

pulang sekolah aku langsung ke dokter
ternyata magku kambuh, dan di cek ke laborat ternyata terjadi luka di ususku, aku lupa berapa cm.

pantesan aku kesakitan sampai kayak gitu.

sampai hari ini sakit itu masih ada lho. walau ada obat tapi tetap aja masih nyeri-nyeri.

jadi buat kalian yang punya sakit mag jangan telat makan nanti ada luka di usus kalian.
jangan makan makanan yang di larang oleh dokter jga.

amati gejalanya seperti pusing. ingin mual, dan lemas. itu penyakit mag yang udah parah.
yang penting jangan telat makan dan jaga kesehatan :))

ceritaku hari ini

SMP N 3 Sidoarjo, hari ini ada motivasi disekolah ku.
senang sih ikut gituan tapi males juga karena hari minggu itu seharusnya sih waktu istirahat gitu.

tapi karena ini wajib jadi ya ikut aja.

pas motivasi dimulai para orang tua berada di lapangan dan para siswa ke aula. kami mendapatkan banyak motivasi yang bagus. dan hal-hal kecil yang harus di perhatikan ketika menjelang ujian.

banyak kesenangan terjadi di situ. haha mungkin motivasinya agak jorok tetapi itu memang kenyataan dan penting untuk di perhatikan agar tidak mengganggu ketika ujian nanti.

paling gag kuat etika motivasinya bilang gini "pegang tangan sahabat kalian dan bilang rek rek jangan lupain aku ya, ingat aku trus ya, kita akan keluar dari sini dengan bergandengan tangan seperti ini"

ku akui itulah disaat aku tak bisa menahan air mata yang ingin jatuh.
dan aku memeluk erat sahabat terbaikku yaitu siti khumairotim.
dan aku ingin itu nanti terjadi.

ketika keluar untuk menemui orang tua untuk meminta maaf. itu adalah hari pertamaku menangis di pelukan ayahku lho.. aku baru sadar aku tak pernah menangis dipelukan ayahku . waw,,, mungkin kalau mama udah sering banget pas aku minta maaf atau aku galau diputusin pacar aku sering memeluk mama. tapi kalau memeluk ayah baru tadi lho haha. akhirnya aku meluk ayahku.

dan ketika aku duduk di sebelah ayahku tak sengaja ku lihat sebeah kiri mungkin 5 meter dari tempat dudukku , ku melihat anak 9.1 yang aku sayang menangis sambil memegang tangan ibunya. dalam hatiu berkata "tuhan, hari ini ku melihatnya meneteskan air mata"

aku senang melihatmu seperti itu karena semua orang tau kau tak pernah begitu dan mugkin tak ada yang tau kalau kau melakukan itu.

hari ini ku lihat dia menangis dan ku berkata "tuhan, jangan pernah kau berikan tetesan air mata kesedihan yang akan mengalir di pipinya. jagalah dia dari orang yang hanya ingin menyakitinya.tebarkan senyuman yang terpancar dari bibir cantiknya."

itu doaku untuknya. dan aku senang pernah duduk berdua walau hanya sepersekian detik.
aku tau kau sangat sayang pada sahabatku itu , tapi aku terima kasih kepadamu yang talah mengukir namamu di hatiku.

hari ini aku cukup bahagia dengan kejadian yang jarang terjadi.

ketika pulang aku ingin sekali memegang tangan mu untuk mengatakan aku minta maaf atas semua yang aku lakukan. tapi karena aku takut dan kau sangat angkuh sekali jadi mungkin aku minta maaf lewat telepati aja.

hari ini kau sungguh tampan sayangnya ketampanan itu tidak kau persembahkan untukku melainkan untuk sahabatku.

tuhan ketka dia tersenyum ingatkan aku untuk menjadikan itu semangat hiduku nanti.

hari ini isinya nangis semua, SMP N 3 Sidoarjo penuh dengan air mata tetapi air mata kebahagiaan, kami bagaikan berada di bulan ramadhan yang semua orang bermaaf-maaffan, haha

untuk semua siswa dan siswi SMP N 3 Sidoarjo semangat untuk menghadapi ujian, semoga kita mendapatkan apa yang kita harakan,

1 tekat 1 tujuan dan 1 harapan,
bergandengan tangan sambil mengatakan lulus,, amin :))

buat teman-temanku yang ada di sekolah, di lingkungan rumah, dan teman-temanku di internet yasa minta maaf atas kesalahan yang saya perbuat, terimakasih sudah menjadi teman saya :))